PLN Bangun Pabrik Biomassa di Cilegon, Olah 30 Ton Sampah per Hari

PLN Bangun Pabrik Biomassa di Cilegon, Olah 30 Ton Sampah per Hari

PT PLN (Persero) melalui subholding PT PLN Indonesia Power bekerjasama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon meresmikan pengoperasian pembangkit listrik tenaga biomassa terbesar di Indonesia yang berlokasi di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPSA) Bagendung, Cilegon Banten, Selasa (29/10). /11).

Pembangkit Bahan Bakar Padat (BBJP) akan menyerap 30 ton sampah segar perkotaan setiap hari untuk diolah menjadi biomassa sebagai bahan bakar pengganti batu bara (co-firing) di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya.

Walikota Cilegon Helldy Agustian menyambut baik kerja sama pengelolaan sampah menjadi bahan bakar biomassa untuk listrik. Hal ini sejalan dengan komitmen Pemerintah Kota Cilegon untuk mengubah sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat.

“Masalah sampah ini merupakan masalah nasional. Salah satu ide kreatif Kota Cilegon sesuai Perpres 35 Tahun 2018, Presiden Joko Widodo sebenarnya telah menunjuk 12 kabupaten kota di seluruh Indonesia untuk mengubah sampah menjadi energi hijau. Kami memanfaatkan kesempatan ini,” ujar Helldy dalam siaran pers, Rabu (30/11).

Keberadaan BBJP TPSA Bagendung memberikan dampak yang besar tidak hanya bagi lingkungan tetapi juga bagi perekonomian Kota Cilegon. Sebab, dengan adanya BBJP TPSA Bagendung dapat meningkatkan perekonomian dan menyerap tenaga kerja lokal.

Untuk itu, Helldy berharap BBJP TPSA Bagendung dapat menjadi pionir tidak hanya untuk kabupaten/kota di Provinsi Banten tetapi juga untuk seluruh Indonesia. Pemkot Cilegon siap membantu daerah lain untuk menggalakkan penggunaan energi bersih melalui pengelolaan sampah.

Artinya ini pelopor dari seluruh daerah di Indonesia yaitu Cilegon adalah kota pertama dan ini diresmikan langsung oleh Dirut PLN, kata Walikota Cilegon.

Biomassa dari pengolahan sampah di TPSA Bagendung, Cilegon. (PLN)

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyatakan melalui kerjasama ini, PLN membantu Pemerintah Kota Cilegon mengurangi sampah perkotaan dan pabrik BBJP akan membangun perekonomian masyarakat karena digarap langsung oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMD) sehingga dapat memberikan nilai tambah melalui penyerapan tenaga kerja lokal.

“Kami sangat bangga dengan BBM padat jumputan di Cilegon ini. Ini adalah bahan bakar bertenaga manusia. Di sini, orang-orang di sekitar sini bekerja dan diberdayakan, sehingga menciptakan lapangan kerja,” kata Darmawan.

Darmawan mengatakan program waste to energy di Cilegon merupakan yang terbesar dan mampu mengurangi timbunan sampah sebanyak 30 ton per hari atau 9.000 ton per tahun.

Sementara bagi PLN, kehadiran pabrik BBJP membantu perusahaan memperoleh kepastian pasokan biomassa untuk bahan baku co-firing serta dapat menghemat biaya produksi karena dapat memproduksi biomassa secara mandiri.

“Di sini yang tadinya diproses hanya 1,5 ton per hari, meningkat menjadi 30 ton per hari. Dan ini sangat membantu bagaimana TPSA Bagendung bisa dikelola menjadi lebih bersih. Ini juga dapat meningkatkan ketahanan energi dan juga mengurangi emisi gas rumah kaca untuk mengatasi pemanasan global,” kata Darmawan.

Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra mengatakan, PLN Indonesia Power telah melakukan riset terkait pengolahan limbah menjadi BBM sejak 2018. Nantinya BBJP ini akan dibakar bersama di PLTU, dengan kata lain limbah di TPSA. Bagendung akan diolah menjadi biomassa untuk menggantikan batu, batubara sebagai bahan bakar pembangkit listrik.

“Ke depan, instalasi BBJP Bagendung akan terus dikembangkan dengan kapasitas 300 ton per hari dan PLTU Suralaya menjadi pembelinya. Pabrik ini memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) 60% dalam tahap pembangunan,” kata Edwin.

Peresmian BBJP TPSA juga merupakan langkah nyata PLN dalam menghadapi permasalahan global. Mewujudkan Indonesia merdeka yang bersih dan energik. Meningkatkan kapasitas nasional dengan prinsip Lingkungan, Sosial dan Tata Kelola (ESG).